Komponen Enterprise Architecture Planning (EAP)

Setelah pada posting sebelumnya saya membahas mengenai EAP yang merupakan metoda yang digunakan untuk membangun arsitektur informasi, di sini saya mencoba untuk memaparkan beberapa lapisan dari komponen EAP yang ditulis oleh Steven Spewak pada bukunya yang berjudul "Enterprise Architecture Planning (Developing a Blueprint for Data, Application and Technology)"  



Gambar Komponen EAP (Spewak, 1992)


Lapisan 1
Inisialisasi perencanaan (Planning Initiation): tahapan awal yang harus dilakukan adalah melakukan inisiasi perencanaan, dengan harapan proses pembangunan model arsitektur ini dapat terarah dengan sangat baik. Tahapan ini sebagai landasan untuk tahapan pengerjaan berikutnya. Tahapan awal ini menjadi penting,
terutama karena pada tahap inilah ruang lingkup dan perencanaan kegiatan atau rencana kerja didefinisikan, menentukan metodologi yang akan digunakan, sumber daya yang terlibat dan menetapkan perangkat (tools) yang akan digunakan. Faktor lain adalah dukungan dan komitmen dari manajemen, yang tidak hanya dalam bentuk verbal, tetapi berpengaruh pada sumber daya (personil, anggaran dan waktu) untuk
menjalankan seluruh proses.

Lapisan 2
Pemodelan bisnis (Business Modeling): menyusun suatu dasar pengetahuan tentang bisnis dan informasi yang digunakan dalam melakukan aktifitas bisnis. Tujuan dari pemodelan bisnis ini adalah untuk menyediakan dasar pengetahuan yang lengkap dan menyeluruh yang dapat digunakan untuk mendefinisikan arsitektur dan rencana implementasinya. Ada 3 tahapan untuk memodelkan bisnis, yaitu sebagai berikut:
a. Dokumentasi struktur organisasi.
b. Identifikasi dan definisi fungsi bisnis.
c. Dokumentasi model bisnis utama, distribusi, dan presentasi kepada semua komunitas bisnis untuk mendengarkan komentarnya.

Survey enterprise: survei bertujuan untuk memperoleh keterangan lengkap tentang bisnis model yang meliputi hal–hal sebagai berikut:
a. Informasi apa saja yang digunakan untuk membentuk suatu fungsi.
b. Kapan fungsi tersebut dibentuk.
c. Dimana fungsi tersebut dibentuk.
d. Seberapa sering fungsi tersebut dibentuk.
e. Peluang apa saja yang ada untuk memperbaiki fungsi.


Sistem dan Teknologi saat ini (Current System & Technology): bertujuan untuk mendokumentasikan dan mendefinisikan seluruh platform teknologi dan sistem yang digunakan oleh enterprise saat ini serta menyediakan suatu acuan untuk migrasi dalam jangka panjang. Sedangkan yang harus dihasilkan pada fase ini disebut dengan Information Resource Catalog (IRC) yang juga disebut ensiklopedia sistem atau inventory sistem. Tahapan untuk membuat IRC, antara lain sebagai berikut:
a. Menentukan ruang lingkup, sasaran dan kerangka kerja IRC.
b. Persiapan untuk koleksi data.
c. Pengumpulan data IRC.
d. Masukan data.
e. Validasi dan meninjau ulang draf IRC.
f. Menggambar skema.
g. Mendistribusikan IRC.
h. Administrasi dan perawatan IRC.

Dokumentasi IRC dibuat dengan menggunakan bantuan hubungan matrik antara proses bisnis dengan teknologi yang digunakan, sedangkan untuk penggambaran menggunakan BPMN.


Lapisan 3
Arsitektur Data (Data Architecture): mendefinisikan jenis data utama yang dibutuhkan untuk mendukung aktifitas bisnis. Arsitektur data terdiri dari entitas data, dimana setiap data memiliki atribut dan relasi terhadap data yang lain. Pedoman dalam mendefinisikan arsitektur data yaitu:
a. Daftarkan calon entitas data dengan meninjau model bisnis dan deskripsi sistem dan teknologi yang dipakai.
b. Tetapkan entitas yang akan dipakai.
c. Definisikan setiap entitas tersebut dan mendokumentasikannya (ERDiagram).
d. Hubungkan entitas data dengan fungsi bisnis detil.

Arsitektur Aplikasi (Applications Architecture): mendefinisikan jenis aplikasi utama yang dibutuhkan untuk mengelola data dan mendukung fungsi bisnis. Aplikasi yang dimaksud adalah proses pendefinisian aplikasi apa saja yang akan mengelola data dan menyediakan informasi untuk pihak manajemen terhadap fungsi bisnisnya. Lima tahap untuk membuat arsitektur aplikasi adalah sebagai berikut:
a. Daftarkan kandidat aplikasi.
b. Definisikan aplikasi.
c. Relasikan aplikasi terhadap fungsi.
d. Analisis dampak dari aplikasi yang ada.
e. Distribusikan arsitektur aplikasi.


Arsitektur Teknologi (Technology Architecture): mendefinisikan platform teknologi yang dibutuhkan untuk menyediakan lingkungan untuk aplikasi yang akan mengelola data dan mendukung fungsi bisnis. Empat tahap untuk membuat arsitektur teknologi, antara lain:
a. Identifikasi prinsip-prinsip teknologi dan platform.
b. Definisikan platform dan distribusi.
c. Relasikan platform teknologi dengan aplikasi dan fungsi bisnis.
d. Distribusikan arsitektur teknologi.

Lapisan 4
Rencana Implementasi (Implementation/Migration Plans): mendefinisikan tahapan untuk penerapan aplikasi, penjadualan implementasi, analisa biaya/keuntungan dan menentukan jalur yang jelas untuk berpindah dari posisi saat ini ke posisi yang diinginkan di masa depan, organisasi sistem informasi baru, adopsi metodologi pengembangan sistem yang baru, dan penetapan standar atau prosedur. Adapun tahapan-tahapan perencanaan implementasi, antara lain:
a. Menentukan urutan-urutan aplikasi yang akan dibangun.
b. Mengukur usaha, kemampuan sumber daya yang tersedia dan merancang jadwal tahapan implementasi.
c. Menentukan faktor-faktor kesuksesan dan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi yang tepat.
Blogger Template by BlogTusts Sticky Widget by Kang Is Published by GBT.

No comments:

Post a Comment