Pembangunan dan
pengembangan sistem informasi sudah selayaknya direncanakan secara baik
serta disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi. Perencanaan
yang baik akan memberikan manfaat yang besar bagi pembangunan atau
pengembangan sistem informasi, baik dari sisi sumber daya manusia,
anggaran dan kesiapan organisasi dalam melaksanakan rencana
tersebut. Beberapa teori atau definisi yang berhubungan dengan
Komponen
Enterprise Architecture Planning dapat diuraikan dengan metoda dan tools
(framework) yang digunakan. Komponen dari EAP menurut Spewak menggunakan
dasar dari dua layer dari John Zachman’s framework yaitu dari tinjauan
planner dan owner. Komponen EAP dapat digambarkan sebagai berikut:
1. Inisialisasi perencanaan (Planning Initiation):
tahapan awal yang harus dilakukan adalah melakukan inisiasi perencanaan, dengan
harapan proses pembangunan model arsitektur ini dapat terarah dengan sangat
baik. Tahapan ini sebagai landasan untuk tahapan pengerjaan berikutnya. Tahapan
awal ini menjadi penting, terutama karena pada tahap inilah ruang lingkup dan
perencanaan kegiatan atau rencana kerja didefinisikan, menentukan
metodologi yang akan digunakan, sumber daya yang terlibat dan menetapkan perangkat
(tools) yang akan digunakan. Faktor lain adalah dukungan dan komitmen dari
manajemen, yang tidak hanya dalam bentuk verbal, tetapi berpengaruh pada sumber
daya (personil, anggaran dan waktu) untuk menjalankan seluruh proses.
2. Pemodelan bisnis (Business Modeling): menyusun suatu
dasar pengetahuan tentang bisnis dan informasi yang digunakan dalam melakukan
aktifitas bisnis. Tujuan dari pemodelan bisnis ini adalah untuk menyediakan
dasar pengetahuan yang lengkap dan menyeluruh yang dapat digunakan untuk
mendefinisikan arsitektur dan rencana implementasinya. Ada tiga tahapan untuk
memodelkan bisnis, yaitu sebagai berikut:
1.
Dokumentasi struktur
organisasi.
2.
Identifikasi dan
definisi fungsi bisnis.
3. Dokumentasi model bisnis utama, distribusi, dan
presentasi kepada semua komunitas bisnis untuk mendengarkan komentarnya
Survey
enterprise: survey bertujuan untuk memperoleh keterangan lengkap tentang bisnis
model yang meliputi hal–hal sebagai berikut:
1.
Informasi apa saja yang digunakan untuk membentuk
suatu fungsi.
2.
Kapan fungsi tersebut dibentuk.
3.
Dimana fungsi tersebut dibentuk.
4.
Seberapa sering fungsi tersebut dibentuk.
5.
Peluang apa saja yang ada untuk memperbaiki fungsi.
3. Arsitektur Data (Data Architecture): mendefinisikan
jenis data utama yang dibutuhkan untuk mendukung aktifitas bisnis. Arsitektur
data terdiri dari entitas data, dimana setiap data memiliki atribut dan relasi
terhadap data yang lain. Pedoman dalam mendefinisikan arsitektur data yaitu:
1. Daftarkan calon entitas data dengan meninjau model
bisnis dan deskripsi sistem dan teknologi yang dipakai.
2. Tetapkan entitas yang akan dipakai.
3. Definisikan setiap entitas tersebut dan
mendokumentasikannya (ER Diagram).
4. Hubungkan entitas data dengan fungsi bisnis detil.
4. Rencana Implementasi (Implementation/Migration Plans):
mendefinisikan tahapan untuk penerapan aplikasi, penjadwalan implementasi,
analisa biaya/keuntungan dan menentukan jalur yang jelas untuk berpindah dari
posisi saat ini ke posisi yang diinginkan di masa depan, organisasi sistem
informasi baru, adopsi metodologi pengembangan sistem yang baru, dan penetapan
standar atau prosedur. Adapun tahapan-tahapan perencanaan implementasi, antara
lain:
1.
Menentukan urutan-urutan aplikasi yang akan dibangun.
2. Mengukur usaha, kemampuan sumber daya yang tersedia
dan merancang jadwal tahapan implementasi.
3. Menentukan faktor-faktor kesuksesan dan menghasilkan
rekomendasi yang tepat.
Category ›
Enterprise Architecture Planning
No comments:
Post a Comment